Kamis, 19 April 2012

AGNOTISME RUSSELL: BERTUHAN TANPA AGAMA

Secara umum, seseorang yang berkeyakinan agama tertentu (atau setidaknya menganut paham mistisisme) mempercayai tiga hal. Yakni percaya pada Tuhan (atau sejenis kekuatan ‘supra’ lainnya), percaya pada utusan Tuhan bagi manusia di bumi, dan percaya pada kehidupan keabadian setelah kematian (immortality after death). Percaya pada hari pembalasan menjadi modus bagi kaum beragama untuk mengabarkan tentang kebaikan. Karena perbuatan jahat di muka bumi akan membuahkan hukuman dan siksa di ‘hari kemudian’ demikian pula sebaliknya. Perbuatan baik yang dilakukan di bumi semata-mata untuk tabungan kebaikan di kehidupan berikutnya. Maka, pertanyaan seorang murid yang tangah dan tak henti-hentinya berkontemplasi dengan kehidupan, tentang siksa neraka menjadi menarik untuk dielaborasi.

Iman dan Kepercayaan

Seseorang yang membutuhkan agama untuk mencapai tujuan-tujuannya sendiri adalah orang yang takut. Kepercayaan adalah kejahatan karena ia berarti menambahkan lebih banyak arti pada bukti melebihi yang diperlukan. Kita seringkali menggunakan kepercayaan pada hal-hal yang meragukan, belum pasti kebenarannya, atau paling tidak masih debatable statusnya. Kita tidak pernah membicarakan kepercayaan pada tabel perkalian, misalnya. Maka, Iman adalah kejahatan, karena ia berarti memercayai dalil ketika tidak ada alasan yang sahih untuk mempercayainya (Bertrand Russel, dalam : “Bertuhan tanpa Agama”).

Russel adalah seorang agnostik. Dia menunda untuk percaya pada Tuhan, Nabi dan hari Akhir sampai ada hal-hal yang secara sahih dan memadai dapat dibuktikan kebenarannya. Konsep kebaikan dan kejahatan tidak didasarkan pada perintah Tuhan, Nabi, atau motivasi hari akhir. Tidak juga pada hati nurani. Melainkan pada empati. Konsep empati ia terapkan untuk mendorong orang-orang putus asa tidak dengan dalil-dalil melainkan dengan sebuah logika sederhana: "Saya akan mendorong orang yang putus asa dengan menunjukkan sesuatu yang bias ia capai. Pada diri kita terdapat sesuatu yang bias kita lakukan, dan kita akan menjadi lebih baik dengan melakukannya. Tidak perlu melibatkan agama. Selalu ada banyak hal yang perlu Anda kerjakan. Misalkan ia berupa kebaikan Anda sendiri. Anda makan pagi tetapi Anda tidak peduli pada agama. Jika Anda peduli pada orang lain Anda akan membutuhkan sangat sedikit agama untuk menyediakan mereka makan pagi. Selalu ada sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk orang lain, dan saya memasukkan Anda di dalamnya. Anda tidak memerlukan agama untuk mengetahui hal ini, Anda hanya membutuhkan tindakan rasional atas apa yang mungkin (dilakukan)” (p. 120)

Tentang Dosa dan Neraka.

Mengenai konsep ‘dosa’, ia menganggapnya bukan konsep yang berguna. Tentu saja, ia mengakui bahwa sebagian jenis tingkah laku diinginkan dan sebagian tidak diinginkan, tetapi ia berpendapat hukuman atas jenis tindakan yang tidak diinginkan hanya dijatuhkan untuk pencegahan atau perbaikan, bukan dijatuhkan karena hukuman tersebut dianggap hal yang baik dalam dirinya sehingga orang yang bersalah harus menanggungnya. Kepercayaan pada hukuman pembalasan inilah yang menjadikan orang menerima neraka. Inilah sebagian bahaya dari gagasan ‘dosa’. Setiap orang melakukan apa saja yang ia sukai. Misalnya, Anda sangat membenci seseorang sehingga Anda ingin membunuhnya. Mengapa Anda tidak melakukannya? mungkin Anda menjawab : ‘Karena agama mengajarkan pada saya bahwa membunuh itu dosa’. Tetapi sebagai data statistik, penganut agnostik tidak lebih cenderung membunuh dibanding yang lain, pada kenyataannya lebih kecil kecenderungannya. Saya kira setiap orang yang mengkaji sejarah masa lampau dengan cara yang adil akan sampai pada kesimpulan bahwa agama telah menyebabkan lebih banyak penderitaan daripada mencegahnya (p.40).

Russel, bukanlah seorang komunis. Komunisme, menurut Russel tidak menentang agama, ia hanya menentang agama Kristen demikian juga Islam. Russel adalah sebagian kecil dari orang-orang yang gelisah dengan perkembangan peradaban kemanusiaan saat ini. Kita tengah berada di jaman kemerosotan moral, katanya. Dan indikasi kemajuan moral adalah adanya simpati yang meluas. Sayangnya sejauh ini agama belum memiliki fungsi yang siginifikan dalam hal meluasnya rasa simpati kemanusiaan (kalau tidak ingin dikatakan sebalik, seperti pertikaian antar dan interagama, misalnya).

“Rasa takut adalah induk dari kekejaman, karenanya tidak mengherankan jika kekejaman dan agama berjalan beriringan. Ini karena rasa takut menjadi dasar bagi keduanya. Di dunia ini kita sekarang bisa mulai sedikit memahami sesuatu, dan sedikit demi sedikit menguasainya dengan bantuan sains, yang secara bertahap bergerak maju melawan agama dan melawan semua ajaran-ajaran lama. Sains bisa membantu kita menghilangkan penjara ketakutan. Hati kita sendiri pun bisa mengajari kita, untuk tidak lagi mencari dukungan semu, tidak lagi mencari sekutu di langit, tetapi melihat pada upaya kita sendiri di bawah langit untuk menjadikan dunia ini sebagai tempat yang cocok ditempati, bukannya semacam tempat yang dibangun oleh agama-agama dogma selama berabad-abad (p.99).”

Russel, menurut para koleganya, lebih saleh dari orang-orang beragama yang mereka kenal. Maka, meski kurang tepat, buku kumpulan esainya yang berjudul "Russel on Religion" diterjemahkan menjadi “Bertuhan Tanpa Agama”.

15 komentar:

  1. http://harmikel-mywillbetterthangodwill.blogspot.com/2013/07/kritik-terhadap-agama-kehendakku-lebih.html
    tuhan sebagai tuhan, yang menciptakan manusia, sedangkan manusia ada yang berpengetahuan luas, pemahaman luas dan mendalam, dan punya banyak belas kasih, tentu tuhan sebagai pencipta manusia harus lebih dari itu (dalam skenario beberapa pendapat). Maka, tuhan pun harus jeli untuk memahami mengapa ada banyak orang tidak percaya islam, mengapa ada banyak orang tidak percaya kristen atau katolik, mengapa ada banyak orang tidak percaya budha dan agama lainnya, menurutku, itu karena sebagian besar ajaran agama hanyalah berupa kepercayaan, kebanyakan tidak terdapat buktinya, jadi sulit untuk segera beralih ke agama lain, apalagi kebanyakan orang enggan diskusi tentang bukti suatu agama, apalagi karena doktrin agamanya melarang ragu-ragu walau sedikitpun, jadi titik terang pertemuan antara percaya dan bukti jarang ditemui, kebanyakan dari kita hanya percaya lalu sudah puas, apalagi katanya tidak akan seseorang pindah agama tanpa petunjuk dari tuhan, maka tambah sulit. Dan tidak semua orang di dunia dapat menjadi dewasa dan bijak tepat saat diperlukan. Janganlah tuhan langsung menyiksa orang kafir.

    BalasHapus
  2. Alam semesta bersujud kpd Tuhan Yang Esa, kcuali sbagian jin dan manusia...jika alam semesta diibaratkan sbh kendaraan, maka kita suci adalah sbg manual bookx. Antara keduanya tdk boleh ada pertentangan, sehingga harus bersesuaian penuh. Bukti2 ilmiah sdh sedemikian melimpah. Tugas kalian Yg agnostik hanya perlu mencocokkan kitab suci mana yg paling bersesuaian dgn semua penemuan mutakhir saat ini, apakah Al-Qur'an atau yg lainnya?

    BalasHapus
  3. Agama itu selaras dfn ilmu pengetahuan. Agama tanpa ilmu pengetahuan selaksa org yg berjalan ditengah kegelapan. Sdgkan ilmu pengetahuan tanpa agama, maka akan kehilangan nilai-nilai dlm penerapannya yg berujung malapetaka. Silahkan dikaji lebih lanjut, agama yg manakah yg selaras dgn ilmu pengetahuan... ?

    BalasHapus
  4. Agama selaras dgn ilmu pengetahuan. Agama tanpa ilmu pengetahuan seperti orang berjalan ditengah kegelapan. Sedangkan ilmu pengetahuan tanpa agama, akan kehilangan nilai-nilai yg berujung malapetaka. Silahkan dikaji lebih jauh, agama manakah yg selaras itu. ..?

    BalasHapus
  5. Agama selaras dgn ilmu pengetahuan. Agama tanpa ilmu pengetahuan seperti orang berjalan ditengah kegelapan. Sedangkan ilmu pengetahuan tanpa agama, akan kehilangan nilai-nilai yg berujung malapetaka. Silahkan dikaji lebih jauh, agama manakah yg selaras itu. ..?

    BalasHapus
  6. akhirnyaa ada yang punya pemikiran sama :"). love your post really :):)

    BalasHapus
  7. Tuhan dan agama ibarat asin dan garam , bertuhan tidak perlu harus dengan agama ...

    Yg dikatakan kitab suci tidak bisa hancur karena air atau api, pertanyaanya mana kitab suci yg tdk hancur karena api dan air ???

    Bertuhan yg benar adalah dengan mwnggunakan tuhan , mentuhankan tuhan tidak bisa mwnggunakan mahluk .
    Pengertian mahluk adalah yg bersifat diadakan atau diciptakan . Sesuatu yg bersifat diadakan tentu hakekatnya tidak ada .

    Coba perhatikan dalil sederhana berikut ini :
    Setiap garam pasti asin karena garam ada sebagai penyata asin ada atau garam adalah maujud atau ujudnya asin.
    Tidak usah susah susah membuktikan adin itu ada , garam itulah nyatanya asin. Gula itulah nyatanya wujud manis.

    Selain tuhan disebut mahluk , maka menjadi sederhana bahwa mahluk itu maujud nyatanya tuhan .

    Segala sesuatu yg diadakan atau diciptakan semua adalah bukti nyatanya maujudnya tuhan .

    Mentuhankan tuhan dengan tuhan ...

    BalasHapus
  8. Tuhan dan agama ibarat asin dan garam , bertuhan tidak perlu harus dengan agama ...

    Yg dikatakan kitab suci tidak bisa hancur karena air atau api, pertanyaanya mana kitab suci yg tdk hancur karena api dan air ???

    Bertuhan yg benar adalah dengan mwnggunakan tuhan , mentuhankan tuhan tidak bisa mwnggunakan mahluk .
    Pengertian mahluk adalah yg bersifat diadakan atau diciptakan . Sesuatu yg bersifat diadakan tentu hakekatnya tidak ada .

    Coba perhatikan dalil sederhana berikut ini :
    Setiap garam pasti asin karena garam ada sebagai penyata asin ada atau garam adalah maujud atau ujudnya asin.
    Tidak usah susah susah membuktikan adin itu ada , garam itulah nyatanya asin. Gula itulah nyatanya wujud manis.

    Selain tuhan disebut mahluk , maka menjadi sederhana bahwa mahluk itu maujud nyatanya tuhan .

    Segala sesuatu yg diadakan atau diciptakan semua adalah bukti nyatanya maujudnya tuhan .

    Mentuhankan tuhan dengan tuhan ...

    BalasHapus
  9. Sepertinya ada yg mengarahkan bahwa ada kitab suatu agama yg diklaim sebagai sumber segala ilmu. Wah, pendatang baru yg belum genap 10000 tahun mau klaim ilmu yg sudah ada jauh sebelumnya. Jangan2 ini bukan kelompok homo sapiens.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Apakah kebenaran sebuah berita datangnya dari lama waktu datangnya berita tersebut?

      Hapus
  10. Sulit ini sulis saya percya adanya tuhan namun sya tidak percya dngan agama, mnurut sya agama hnya buat ke kacauan, apasalh nya kita berpatokan aja dngan hati nurani, dan slalu berbuat baik, agama itu gk pnting, pngen ngomong kyak gini sama kluarga tpi takut di katain kafir!!

    BalasHapus
  11. Bagi anda yg percaya Tuhan tapi tidak percaya agama, saran saya teruslah berdoa. Karena saya pernah berada hampir di posisi yang sama dengan ada, dan hanya pengalaman spiritual yang saya alami akhirnya menjawabnya.

    BalasHapus
  12. Keyakinan yang paling terbesar adalah kepercayaan terhadap alam semesta berserta makhluk ciptaan-Nya

    BalasHapus