Minggu, 23 Juni 2013

"TINJAUAN KRITIS TERHADAP TEORI PENCIPTAAN TUHAN" SUATU FILOSOFI TUJUAN HIDUP


"......Seandainya Tuhan menciptakan dunia dengan tangannya, betapa lelahnya Ia. Ada milyaran benda langit dan galaksi yang mustahil diciptakan dalam waktu 7 hari....."

Bagaimana dunia ini ada tanpa pencipta dan apa alasannya?

Mari kita selidiki lebih lanjut pada subjek ini apakah masuk akal untuk mempercayai bahwa penciptaan jagad raya ini dilakukan Tuhan dan jika memang Tuhan menciptakan manusia dengan niat agar manusia mengenal dan menyembahnya? Kita tahu bahwa manusia terpisah dengan simpanse sekitar 4 sampai 6 juta tahun silam. Tetapi sekitar 100 ribu tahun lalu kita menjadi homo sapiens (manusia berpikir). Sejak itu kita mulai menggunakan alat-alat dan mengadaptasi lingkungan kita agar cocok dengan kebutuhan.

Sebelum 10.000 tahun silam, evolusi kesadaran berpikir manusia mungkin sangatlah terbatas. Selama 10.000 tahun terakhir kita memperoleh rasa diri (sense of self). Kita menjadi tahu bahwa kita berbeda. Jika kita bandingkan evolusi manusia pada pertumbuhan seseorang,periode ini mewakili tingkat pada saat anak-anak belajar berbicara dan keingintahuannya terhadap lingkungan. Pada saat inilah dia mempertanyakan pertanyaannya. Dia ingin mengetahui kenapa dan bagaimana. Kemudian menjadi masa remaja. Pada waktu ia menjadi bangga, ia mulai mencari kekuatan. Dia ingin menyatakan kemerdekaannya. Dia menjadi pemberontak dan pengganggu lainnya. Hanya pada usia kedewasaannya ia mengakui bahwa ia adalah bagian dari masyarakat dan harus bertindak secara bertanggung jawab.

Pada saat ini dan dalam tahap evolusi kita, kita manusia hanya bertumbuh dari remaja dan memasuki usia dewasa. Berarti secara relatif kita sudah mulai menggunakan otak pada akhirnya. Ada banyak pertanyaan yang belum kita mengerti. Kita belum menemukan apa jawaban yang benar. Sebagian besar yang kita tahu adalah apa yang ketidakpastian. Sebagai contoh, kita tahu pasti bahwa bumi itu tidak datar tapi masih ada banyak misteri tentang planet kita yang kita tidak tahu. Kita benar-benar yakin bahwa alam semesta tidak dimulai 6000 tahun yang lalu. Kita tahu pasti bahwa semua binatang termasuk manusia tidak diciptakan dalam satu hari seperti kisah-kisah di kitab yang telah disucikan. Kita tahu segala sesuatu telah ber-evolusi. Tapi kita tidak tahu mekanisme evolusi ini dengan baik. Hanya selama 200-300 tahun terakhir ini kita harus mulai bertanya pertanyaan yang tepat dan menemukan jawaban yang hampir benar. Selama periode yang singkat ini, kita telah belajar banyak, tetapi ada lebih lebih banyak lagi untuk dipelajari.

Ada banyak teori tentang bagaimana kita diciptakan. Ini adalah teori-teori ilmiah. Mereka didasarkan pada paleontologi, silsilah, arkeologi, dan banyak ilmu terkait lainnya. Saat kita menemukan hal-hal baru, teori-teori kita tentang evolusi kita juga berevolusi. Tapi kita tidak akan pernah kembali ke ide primitif tentang penciptaan, seperti tidak peduli berapa banyak hal baru yang kita temukan tentang bumi, kita tidak akan pernah mencari tahu bahwa bumi itu adalah datar. Ketidaktahuan kita tentang hal yang kita tidak tahu, tidak membatalkan pengetahuan kita tentang hal-hal yang kita tahu.

Pertanyaan berikutnya pada diri sendiri adalah mengapa kita diciptakan. Agama memiliki jawaban mereka sendiri. Namun, jawaban yang sebenarnya adalah bahwa kita tidak tahu! Alasannya sederhana karena tidak masuk akal bagi Tuhan yang sempurna untuk menciptakan alam semesta yang luas tersebut untuk dimasukkan ke dalam planet yang terkecil dari suatu primata semi cerdas hanya untuk mengetahui dan menyembahNya. Ide ini bahkan menjadi semakin tidak masuk akal terutama ketika kita melihat bahwa ia tidak pernah menunjukkan dirinya pada makhluk ciptaannya dan bermain petak umpet. Jika mengenal dan menyembahnya begitu penting baginya, sebagaimana utusannya ingin membuat kita percaya bahwa ini adalah tujuan utama penciptaan, maka adalah logis untuk mengharapkan bahwa ia akan mengambil hal ini sedikit lebih serius.

Bersembunyi di balik awan kerahasiaan dan berkomunikasi dengan makhluknya melalui orang dengan tujuan yang meragukan adalah cara yang tidak memuaskan untuk mengenal dan menyembahnya. Tidak heran Beliau telah gagal total untuk membuat keinginannya dikenal oleh semua orang. Ada begitu banyak agama dan sekte. Tapi tentu tidak semua cara tersebut berasal dari Tuhan. Paling tidak hanya ada satu cara yang benar yang telah ditentukan untuk umatnya. Tetapi ketika anda melihat bahwa hanya sebagian kecil manusia mengikuti salah satu dari banyak agama atau sekte ini, anda tahu bahwa Tuhan sudah gagal menuntun manusia dengan jelas sehingga mereka tersesat.

Sangat disayangkan bahwa Tuhan menciptakan jagad raya yang luas ini dan kemudian hanya pada sebuah planet yang sangat kecil bernama bumi, Dia mengembangbiakkan manusia, dan dari manusia ini hanya sebagian terkecil mengenal dan menyembahnya. Sisanya gagal, bukan karena kejijikan atau kehinaan, melainkan karena banyaknya kebingungan dalam agama. Jika tujuan seluruh penciptan alam semesta ini adalah untuk menciptakan mahluk yang cerdas sehingga mereka mampu mengenal Tuhan dan menyembahNya, aku rasa tuhan yang dimaksud sudah gagal dengan tujuan penciptaanNya. 

Ada yang salah dengan desain alam semesta seperti itu. Alam semesta ini diperkirakan berumur 15 milyar tahun. Manusia masuk dalam sandiwaranya tidak lama setelahnya, tetapi Adam yang merupakan manusia dan nabi pertama seperti apa yang tertulis di Kitab Suci hanya berumur kira kira 6000 tahun. Apa yang dilakukan tuhan selama jutaan tahun, ketika tidak satupun yang mengenal dan menyembahnya? Pastilah Dia sangat kesepian. Seseorang mungkin bertanya kenapa Tuhan kebelet ingin untuk dikenal dan disembah? Semua keinginan merupakan tanda dari ketidaksempurnaan. Karakteristik ini lebih sesuai bagi para dictator narsisis yang mengharapkan pengakuan dan puji-pujian yang berlebihan, yang memerintahkan eksekutornya untuk menghukum semua orang yang berani untuk tidak tunduk dihadapannya. Karakteristik ini tidaklah sesuai dengan Tuhan yang maha kuasa.

Jika Tuhan berusaha mati-matian untuk dikenal dan disembah, kenapa dia tidak membuat dirinya sendiri lebih nyata? Apakah masuk akal bagi tuhan yang maha bijaksana bersembunyi di awan kerahasiaanya, mengirim seseorang yang tidak terpelajar untuk menuntun manusia menuju padanya, gagal memperlengkapinya dengan mukjizat yang pantas untuk kepentingan bagi siapa yang berbicara secara langsung kepadanya dan berbagai argumen yang masuk akal untuk kepentingan bagi siapa yang membaca tulisannya beberapa ratus tahun kemudian?

Pertanyaan lainnya adalah, jika satu-satunya tujuan penciptaan adalah untuk mengenal Tuhan, kenapa pesan Tuhan tidak masuk akal? Kenapa tujuannya bertentangan dengan pikiran manusia? Kenapa dia harus memberikan kita akal dan mengharapkan kita untuk tidak menggunakannya ketika hal tersebut merupakan sesuatu yang penting, seperti mengenalnya? Bukankah hal ini seperti apa yang telah dikatakan utusannya, menjadi alasan untuk menciptakan manusia?

Sangatlah mudah untuk mengetahui apa yang tidak benar daripada apa yang benar. Kita tidak mengetahui kenapa alam semesta ini ada, dan kita tidak pernah tahu. Kita adalah manusia, kita senang mencari tahu, dan pada saat kita tidak bisa mengetahuinya, kita senang berspekulasi. Orang primitive sudah memikirkannya sejak segala sesuatunya memiliki pencipta, alam semesta ini pastilah hasil pekerjaan tangan tuhan juga. Ini adalah sebuah spekulasi dan tidak dapat dibuktikan secara logika. Apa yang hendak saya katakan disini adalah spekulasiku juga. Ada kemungkinan tidak benar, atau paling tidak sebagian ada yang benar. Anda juga memiliki kemungkinan pemahaman yang lebih baik.
 
Aku percaya bahwa alam semesta ini adalah perwujudan alami dari realita yang lebih tinggi. Realita adalah Prinsip Tunggal (Single Principle) yang mendasari penciptaan. Cinta kasih adalah salah satu aspek dari prinsip tersebut. Ada kemungkinan tidak ada tujuan penciptaan sama sekali. Disitulah letaknya. Berbagai hal di alam semesta ini tidak terjadi untuk sebuah tujuan. Apa tujuan dari hujan yang jatuh ke laut? Apa tujuan dari miliaran serbuk sari yang dibawa oleh angin yang tidak jatuh untuk membuahi bunga betina?

Apa tujuan dari planet yang tidak berpenghuni, seperti misalnya tidak mendukung bagi mahluk untuk hidup? Apa tujuan adanya bulan? Mengapa beberapa planet memiliki bulan berlebih dan beberapa bahkan tidak ada? Seperti yang anda lihat, hal-hal yang terjadi rupanya tanpa alasan. Jika Tuhan adalah perancang dan pencipta alam semesta ini, maka ia adalah pencipta yang ceroboh. Jika seekor simpanse duduk di belakang mesin ketik menekan tombol, tingkat keberhasilannya dalam menulis kalimat yang masuk akal lebih baik dari tingkat keberhasilan Tuhan dalam menciptakan kehidupan. Miliaran sel sperma terbuang sia-sia hanya untuk salah satu dari sperma tersebut yang akan membuahi sel telur. Ribuan kura-kura kecil mati atau dimakan oleh predator agar salah satu dari mereka menjadi besar. Para ilmuwan yakin bahwa kurang dari satu satu juta planet-planet di galaksi kita dan galaksi lainnya mungkin dapat mendukung kehidupan. Lihatlah tata surya kita, dari sembilan planet hanya satu yang dihuni. Ini adalah performa yang buruk oleh tuhan yang mahakuasa. Jika tujuan akhir penciptaan adalah untuk memiliki makhluk berkaki dua untuk sujud di hadapannya dan memuaskan egonya, pula mengagungkan dirinya, mengapa Ia gagal untuk mengisi planet lain?

Ada banyak indikasi yang mengarah ke fakta bahwa evolusi tidaklah teleologis. Tidak ada satupun fakta yang mendukung seorangpun yang duduk di atas sana dan mengatur semuanya. Tapi semuanya terjadi diatur oleh prinsip. Ada tata tertib di alam semesta. Tata tertib ini, hukum kosmik, tak dapat disangkal. Kita melihat tata tertibnya, tetapi kita tidak dapat memahami sifat itu. Ini adalah prinsip yang mendasari penciptaan. Cinta kasih adalah manifestasi dari prinsip ini. Mungkin itulah semuanya, ekspresi natural dari cinta kasih. Mungkin itulah kenapa alam semesta ini ada. Tapi siapa yang tahu?

Aku percaya dunia ini, yaitu dunia fisik yang anda dan saya lihat dan tempati, adalah rahim bagi jiwa kita. Sama seperti janin yang tumbuh di dalam rahim ibunya, mengakuisisi tubuh fisik yang bahkan tidak berguna untuk dia saat masih dalam rahim/kandungan, tetapi akan menjadi bencana kalau ia dilahirkan tanpa organ atau anggota tubuh yang berkembang baik, begitu juga jiwa kita mengakuisisi tubuh rohani yang akan melayani kita ketika kita berangkat dari dunia ini dan dilahirkan ke dunia berikutnya. Cinta kasih mungkin adalah tujuan hidup. Kita harus bertumbuh dalam cinta kasih.

Mengekspresikan cinta kasih kita kepada semua anggota keluarga manusia, untuk semua hewan dan tumbuhan dan kepada semua makhluk hidup. Mungkin ini adalah arti dan tujuan hidup. Untuk membantu seseorang dalam kesulitan, untuk meringankan beban seseorang, mengurangi rasa sakit seseorang dan untuk menempatkan senyum di wajah seseorang. Aku tidak bisa melihat tujuan hidup yang lebih tinggi daripada mengasihi sesamaku manusia. Bagaimana denganmu?

TENTANG PEREMPUAN

Sesungguhnya yang paling disukai perempuan adalah drama, sesederhana apapun alam pikiran perempuan itu ia pasti menyukai drama, perempuan tak akan pernah bisa melihat mawar merah, seperti kembang merah biasa yang mekar merekah dalam rautan sinar mentari pagi, ia akan melihat mawar merah seperti lukisan dimana setiap garis-garisnya adalah sejuta perasaan dalam jiwa yang ingin diletupkan.

Dalam evolusi kehidupan, perempuan adalah induk dari lahirnya peradaban, ia tidak lagi terjebak pada resistensi kerasnya kehidupan alamiah batin diri. Perempuan mengandalkan perasaan, maka tidaklah mengherankan jika perempuan suka pada kehalusan. Dalam pandangan mata perempuan, keseluruhan hidupnya adalah drama, ia senang menangis, karena dalam tangisan ada keindahan, ekspresi diri akan lautan jiwa yang ingin memberontak, merenung, memasrahi diri. 

Mungkin di dunia ini hanya perempuan yang tau letak keindahan menangis itu dimana. Ia merasakan bahwa cinta bukanlah sekedar cumbu dan kecupan kening, tapi ketika kecupan kening itu datang, maka ia menggambarkan dunia ini seperti dikepung ribuan pelangi yang mewarnai langit biru diangkasa. 

Itulah perempuan, ia senang dengan drama, ia menjadikan kehidupan ini indah, seimbang dan penuh senyum. Hanya sayang kebanyakan lelaki selalu datang dan mengajarinya bagaimana berkelahi dan membentak realitas. Kehidupan bagi perempuan adalah rona metafora tentang cinta. Jadi pahamilah perempuan dalam bentuk drama-nya, maka engkau akan paham apa mau-nya ketika ia diam.


Minggu, 16 Juni 2013

HIDUP ADALAH PERANG (RESISTENSI, ANARKIS, NIHILIS, EKSISTENSIALIS)

 


Rasakan tentang apa yang ada di depan mata hati
Tentang seluruh kebasian retorika sistem hidup ini
Dimana seluruh nilai ditakar, ditukar keterasingan diri
Hingga kematian rasa, sesaki bumi dengan zombi-zombi

Berbangga hati dengan kenaifan teori
Bayi-bayi terbidani menara gading korupnya institusi birokrasi
Selalu merasa pintar meski tak pernah menginjak bumi
Arogansi manipulasi harus kujawab dengan tai.

Klasifikasi kelas pisahkan manusia menjadi berbeda
Paksa kita tetap kibarkan bendera perang setinggi angkasa
Ku tak memilih cara Gandhi, selesaikan skenario yang ada dengan cinta
Karena cinta belum saatnya ada, selama uang masih menjadi raja

Risalah keberpihakan bukan eksotisme belaka
Seperti gerakan mahasiswa 98 pengagum Che Guevarra
Generasi gagap yang berubah menjadi antek penjual negara
Estimasi pasar bebas itu penghianatan dusta dan nista

Bagiku selamanya hidup adalah arena peperangan
Perang melawan keserakahan kaum kapital
Serta meludahi mitos dan dogma yang didoktrinkan para pemuka agama
Hingga kamu terpaksa harus memilih

 

Pilihlah untukmu satu tuhan yang paling kuasa
Dan sembahlah ia sepanjang hari tanpa berhenti sama sekali
Pilihlah untukmu sebuah kitab dengan bahasa terindah
Yang berbunyi paling merdu dan lantunkan itu sepanjang hidupmu
Tanpa berhenti sedikitpun

Pilihlah juga untukmu sebuah agama
Dengan janji keselamatan paling sempurna
Lalu anutlah itu tanpa berhenti sama sekali
Kau hisap hingga menjadi candu yang membius neuron otakmu
Dan rasakan bagaimana semua itu jadi memuakkan
 
Tunjuklah satu nabi yang kau percaya
Dan biarkan ia menentukan untukmu segalanya
Bahkan hingga yang paling detail
Sebelum melakukan itu jangan lupa tanggalkan otakmu
Buang lah otakmu ke keranjang sampah sejarah hidupmu
Hingga menjadi bangkai yang sulit untuk didaur ulang

Jika ia memaksakan seonggok dogma
Dan kemudian malah kau tersesat
Sementara banyak pilihan lain yang tersedia
Maka jangan ragu untuk berbalik
Dan tinju hidung nabi itu sampai berdarah
Lalu ciptakan sejarahmu, tentukan jalan hidupmu sendiri
Hidupi hidupmu


Senin, 03 Juni 2013

MENGAPA MANUSIA ADA?


Mengapa manusia ada? dan apa tujuannya? jawaban sederhana yang paling rasional adalah karena Seleksi Alam memaksa leluhur untuk beradaptasi atau mati. Individu yang mengalami mutasi yang menguntungkan pada leluhur manusia berhasil selamat dan berkembang biak. Sesederhana itu.
 
Namun setelah cukup lama berpikir, ternyata keberadaan manusia di Bumi sekarang tidak semata karena evolusi. Bila ditarik garis ke belakang, ke masa lalu, maka ada serentetan peristiwa luar biasa yang menandai kehadiran kita di Bumi. Mari kita telusuri ke masa lalu, apa saja yang menyebabkan mengapa manusia ada.

Karena adanya Kekacauan
What? Tapi itu benar. Kita ada karena dunia ini kacau. Fenomena ini dijelaskan oleh teori Chaos yang terkenal dengan istilah Butterfly Effectnya. Pada dasarnya teori Chaos mengatakan, sedikit saja gangguan pada sebuah sistem chaos, maka akan terjadi perubahan perilaku yang drastis. Ambil contoh begini, bayangkan kalau hidung Cleopatra sedikit saja lebih pesek atau sepatu kuda raja Richard III kurang satu, kerajaan dapat runtuh, dan dunia akan sangat berbeda dari sekarang. Inilah efek kupu-kupu, sesuatu yang sepele, ternyata bisa berakibat besar. Para ilmuan mengamatinya pada sistem cuaca. Sedikit saja suhu di naikkan, atau kelembaban udara turun satu angka pada posisi desimal, maka cuaca menjadi berubah drastis. Analoginya seperti meletakkan satu demi satu bulu di atas jembatan. Suatu saat, entah itu kapan, kamu cukup meletakkan satu bulu, dan tiba-tiba jembatan menjadi runtuh karena bebannya terlampaui. Karenanya, kita ada sekarang, dipengaruhi oleh begitu banyak kekacauan di masa lalu, berbagai peristiwa kecil yang terlihat sepele namun berdampak luas bagi hidup kita.

Dari tak terhitung kekacauan yang terjadi di dalam sejarah, tentunya ada peristiwa yang sangat kacau dan peristiwa yang tidak terlalu kacau. Sebagai contoh, suhu di malam orang tua saya ML menentukan keberadaan saya. Jika sedikit saja lebih dingin, saya tidak akan ada. Tapi tetap ada manusia toh? Walaupun bukan saya, tapi ia tetap mirip orang tua saya, dan mungkin mirip saya. Dia tidak akan mirip dengan, katakanlah Zebra. Tentunya ada sebuah saat dimana kekacauan lebih berpotensi menghasilkan kita daripada kekacauan jenis lainnya. Jadi, mari kita tanyakan kembali, mengapa manusia ada?

Karena Ada Danau Toba
Coba baca artikel ilmiah tentang Asal Usul Danau Toba. Disana kita sudah jelaskan peran letusan Toba terhadap evolusi manusia. Danau Toba dulunya adalah supervolcano. Ia meletus sekitar 85 ribu tahun lalu dan mempengaruhi Asia dan Afrika. Saat itu leluhur manusia kita hidup kurang lebih stabil. Tapi dengan adanya letusan Toba, mereka dipaksa untuk beradaptasi, atau mati. Kita diambang kepunahan waktu itu. Seandainya para leluhur tidak mampu beradaptasi, kita tidak akan ada di sini.

Saat itu daerah subur merupakan harta karun bagi leluhur. Para leluhur berkompetisi dengan sesama mereka maupun dengan primata lainnya. Inovasi seperti alat batu dan alat tulang merupakan hal yang berharga. Alat membantu kita mendapatkan makanan jenis baru. Bayangkan sebuah kayu panjang yang dapat menjatuhkan mangga atau cangkul untuk menggali umbi-umbian.

Migrasi manusia keluar dari Afrika
Dengan banyaknya tekanan seleksi yang menggoyang evolusi kita, perlahan leluhur mulai berubah. Ucapan mereka, misalnya, dulu hanya sederhana, mungkin hanya "ah..ih..uh..". Lama kelamaan menjadi kompleks, dan membentuk bahasa kita. Dengan bahasa, gagasan-gagasan dapat lebih luas, cakrawala lebih lebar dan lebih sedikit kesalahpahaman. Mutasi pada gen pembentuk otak mengakibatkan beberapa leluhur mampu melakukan vokalisasi yang lebih kompleks. Keturunannya mampu berbicara dengan kosakata lebih banyak dan fleksibel dan meledakkan kendala komunikasi interpersonal. Bahasa telah muncul.
Tikus memiliki gen yang mempengaruhi ucapan dan bahasa manusia, sebuah petunjuk kalau leluhur kita telah memiliki gen ini semenjak zaman dinosaurus
Tapi saat ini manusia sudah ada. Karenanya, mengapa manusia ada belum terjawab. Terjadinya letusan Toba mungkin menjawab pertanyaan, mengapa manusia memiliki teknologi, mengapa kita tidak seperti manusia purba, tapi tidak banyak perbedaan antara manusia sekarang dengan 70 ribu tahun lalu. Kita masih satu spesies, sama-sama Homo Sapiens. Jadi, mengapa manusia ada?

Suara Ultra dipakai oleh ilmuan untuk mempelajari mekanisme bahasa click, bahasa tertua didunia
Karena Pohon Sedikit
Sebelum sekitar 20 juta tahun lalu, Afrika Timur dipenuhi hutan rimba tropis mirip Amazon. Leluhur kita berlompatan di pepohonan, menikmati lebatnya pepohonan. Kemudian Bumi bergerak, magma di bagian bawah Ethiopia Utara menggeser perlahan. Dalam 15 juta tahun kemudian, dua pegunungan raksasa terbentuk dari utara ke selatan, masing-masing dengan tinggi 2 kilometer dari utara ke selatan. Dari Timur, angin yang datang dari Samudera Hindia ditolak balik oleh pegunungan ini. Dari Barat, angin yang datang dari Samudera Atlantik dan Kongo di tolak balik, juga oleh pegunungan ini. Akibatnya, curah hujan menurun. Hutan rimba perlahan berubah menjadi padang rumput yang luas.
 
Bagi leluhur kita, tinggal di pohon tidak lagi nyaman. Pohon sedikit dan populasi mereka bertambah. Berdesakan di pohon tidaklah baik. Kadang ada yang jatuh dan tewas. Ada banyak jalan sebenarnya, tapi kebetulan, sebuah mutasi memungkinkan leluhur untuk dapat berjalan, bukannya berayun di pepohonan. Kemampuan berjalan memberi banyak kemudahan. Dan tibalah saat itu, 6 juta tahun lalu, sebuah spesies primata belajar berdiri dan berjalan dengan dua kaki.

Evolusi manusia dari Primata pemanjat pohon
Lingkungan yang berubah cepat berarti evolusi primata ini tidak berhenti sampai disini. Sekitar 2.5 juta tahun lalu, evolusi mengambil dua jalan. Pertama menuju otak yang lebih besar agar dapat mencari cara lebih baik untuk beradaptasi, kedua dengan mengembangkan rahang yang lebih besar untuk memakan biji dan umbi yang keras. Strategi pertama memiliki kekuatan terbesar. Manusia dengan rahang besar punah, sementara manusia dengan otak besar, Homo habilis, bertahan. Dialah leluhur semua manusia di Bumi sekarang.

Saat ini jawaban kita pada pertanyaan: Mengapa manusia ada, adalah karena pepohonan sedikit. Leluhur kita hidup di pohon, tanpa pohon mereka harus beradaptasi, atau mati. Lalu mengapa leluhur yang hidup di pohon ini ada? Mengapa primata ada?

Karena Dinosaurus Punah
Meteor raksasa yang pernah kami bahas dalam dampak tumbukan meteor, yang kita simulasikan jatuh di Bandung dan menghabisi umat manusia, jatuh sekitar 100 juta tahun sekali. Tapi justru keberadaan kita mungkin disebabkan peristiwa yang sama, 65 juta tahun lalu.
Rajahmundry Quarry, sebuah situs di India memberi petunjuk peristiwa kepunahan massal dinosaurus
Saat itu, sebuah asteroid berdiameter 10 kilometer menghantam semenanjung Yucatan di Meksiko masa kini. Karbon dan gas kaya belerang dari lapisan batuan yang terhantam mencuat ke angkasa yang terbakar, langit menghitam, Bumi mendingin dan hujan asam mengguyur. Dalam beberapa bulan, seluruh spesies dinosaurus punah. Begitu juga beberapa spesies reptil di lautan dan udara, amonita, sebagian besar burung dan tanaman darat.

Separuh spesies mamalia ikut punah. Yang bertahan hidup adalah mereka yang paling kecil dan lincah, berlarian bersembunyi di balik batuan dan reruntuhan. Mereka pemakan bangkai dan justru senang melihat punahnya dinosaurus. Di satu sisi mereka tidak memiliki predator, di sisi lain, bangkai dinosaurus berserakan di mana-mana. Sebuah pesta besar bagi mamalia kecil. Dalam waktu singkat, mamalia berkembang biak, meluas di sekitar ekosistem air tawar. Merekalah para pewaris bumi. 

Mamalia menggantikan kekuasaan dinosaurus di darat dan kemudian di laut. Kita belum menguasai udara. Burung lebih cepat ke sana, sementara kelelawar tidak terlalu mampu. 10 juta tahun setelah Kepunahan Dinosaurus, mamalia menjalari segala jenis niche di darat, dengan berbagai jenis adaptasinya, salah satunya di pepohonan, seperti leluhur kita. Tapi, kenapa dinosaurus, mamalia dan semua hewan yang disebutkan di atas ada?

Karena Pemanasan Global
800 juta tahun lalu, seluruh daratan di Bumi tersatukan dalam superbenua Rodinia. Super benua ini mulai retak, rusak di setiap pijakannya, akibat aktivitas magma. Dari retakan-retakan tersebut melepaskan gas yang mempengaruhi cuaca sehingga udara lebih dinamis dari sebelumnya. Samudera dipenuhi nutrisi, sama halnya dengan suburnya daerah sekitar gunung berapi sekarang. Populasi Cyanobacteria meledak. Karena cyanobacteria adalah bakteri Fotosintesis, maka ini berarti terjadi ledakan oksigen di mana-mana. Sampah fotosintesis ini menjalari atmosfer Bumi. Ya, oksigen adalah sampah. Ia hasil buangan dari proses fotosintesis tumbuhan.

Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida. Akibatnya, karbon dioksida disedot dari Bumi oleh para cyanobacteria. Bumi pun mengalami pendinginan global. Sebuah periode yang disebut ilmuan “snowball earth”. Mahluk-mahluk ber sel satu menggigil kedinginan dan mati, beberapa ber evolusi, memunculkan tipe sel baru yang lebih kompleks. Mereka adalah ganggang hijau dan lumut kerak. Perlahan mereka berusaha hidup di daratan. Keseimbangan tercapai saat banyak cyanobacteria sendiri mati. Karbon dioksida kembali bertambah. Mulailah pemanasan global.

635 juta tahun lalu, pemanasan global membuat Bumi yang tertutup salju mulai mencair. Es menarik diri dari khatulistiwa menuju ke kutub. Daratan terbuka dan para lumut kerak bergembira. Mereka menancapkan akarnya (hifa) di bebatuan. Pelapukan biologi, kimia dan fisika terjadi di daratan dan mengubah batuan menjadi tanah. Sisa pelapukan terbasuh dari daratan ke lautan, dan lautan ikut merasakan kegembiraan atas limpahan nutrisi.

Lumut kerak terus memangsa batuan dan aliran nutrisi ke lautan terus menjejalkan kenikmatan pada para bakteri fotosintesis. Oksigen pun melonjak kembali hingga pada persentase sekarang.
580 juta tahun lalu, leluhur hewan pertama muncul, lalu leluhur tanaman berdaun. Mereka pada gilirannya kelak akan memiliki keturunan yang dapat berdiri di tepi pantai, menghirup segarnya udara yang dibawakan angin laut.

Pantai British Columbia memberi petunjuk kalau sebagian besar organisme lenyap dalam kepunahan global sekitar 252 juta tahun lalu
Sekarang pertanyaannya adalah, mengapa ada ganggang hijau dan lumut kerak?

Karena ada Benturan dua mikroba
Kehidupan di bumi didominasi dua jenis sel: prokariota (bakteri dan arkea) yang hanyalah sebuah tas kimiawi, dan eukariota, sel dengan berbagai perlengkapan tempur untuk hidup lebih baik (selaput internal, sistem rangka dan transportasi). Bakteri terbesar di dunia hanyalah kurang dari satu milimeter, tapi sel eukariota terbesar (telur) bisa mencapai hampir satu meter. Para bakteri hanya mampu paling bisa membuat untai sel-sel sejenis dirinya, tapi sel eukariota mampu bekerja sama membuat segalanya mulai dari otak, daun, tulang dan kayu.

2 miliar tahun lalu, yang ada hanyalah bakteri dan arkea. Keduanya adalah prokariota. Lalu kejadian aneh terjadi. Seekor arkea yang sedikit berbeda dari leluhurnya berbenturan dengan seekor bakteri. Proses kimia membuat mereka berikatan dan tidak dapat lepas. Merekapun bersimbiosis, dan jadilah eukariota pertama. Sang Bakteri itu sendiri bertugas sebagai pembangkit energi sel. Ia ber evolusi menjadi mitokondria.

Istilah simbiosis di dalam sel tersebut adalah endosimbiosis. Kloroplas misalnya, dulu adalah bakteri fotosintesis yang hidup bebas. Ia ikut serta dalam parade sel jenis baru. Satu demi satu kelompok kerjasama ini terbentuk dan hidup bersama bentuk-bentuk sel tunggal di lautan. Bedanya, sel eukariota mampu bekerja sama dengan sel eukariota lain, membentuk apa yang kita sebut mahluk multiseluler.
Lalu, kenapa ada bakteri dan arkea?

Karena Bumi disiram dengan bom
Misi ke bulan memberikan kejutan bagi kita. Kawah-kawah raksasa di sana ternyata usianya sama. Usia mereka 3.9 miliar tahun. Apa artinya ini? Ini berarti 3.9 miliar tahun lalu terjadi sebuah pengeboman besar-besaran di Bulan. Sangat jelas kalau ini juga berarti hal yang sama terjadi di Bumi. Bumi lebih besar, hanya saja kawahnya habis terkikis proses dinamika planet ini.

Planet Gliese 581 e dengan massa sekitar 1.9 kali bumi, planet paling mendekati Bumi dalam massa yang sudah ditemukan, berjarak 20.5 tahun cahaya

Tidak jelas mengapa terjadi peristiwa pengeboman saat itu. Ada yang menduga kalau terjadi resonansi gravitasi di empat planet raksasa: Yupiter, saturnus, uranus dan Neptunus. Posisi orbit mereka sedemikian rupa sehingga keseimbangan diantaranya terganggu sebentar. Akibatnya, asteroid-asteroid tak berdaya di sekitarnya terlontar ke tata surya dalam, termasuk Bumi.
 
Dengan berbagai metode, seperti metode SDI disini, para ilmuan menemukan banyak tata surya baru di taburan bintang
Sangat mungkin kalau diantara bom-bom raksasa penghajar Bumi itu salah satunya atau beberapa adalah komet. Mereka terbentuk jauh lebih dalam di pinggiran tata surya dan karenanya membawa air beku di dalam perutnya. Air tersebut terbongkar saat mereka menghantam Bumi dan menjadi air pertama di Bumi.

Saat pengeboman berakhir, wajah Bumi benar-benar kacau. Berantakan dengan berbagai kawah berisi lahar di mana-mana. Seiring waktu, orbit stabil dan Bumi mendingin. Di dalam kawah-kawah saksi bisu tumbukan kejam itu, mulailah air dari komet mencair dan menjadi oasis-oasis tempat lahirnya kehidupan pertama di planet Bumi.

Bila sebelum pengeboman terjadi ternyata sudah ada kehidupan di Bumi, maka pengeboman tersebut mungkin menyapu kehidupan, menyisakan bakteri-bakteri yang paling tahan terhadap panas. Kita melihat bukti ini dari bulan. Lalu kenapa bulan ada?

Karena Bumi Ditampar
4.5 miliar tahun lalu, bumi hanyalah bayi planet yang rentan. Sementara di mana-mana berterbangan bebatuan raksasa yang tidak jelas arahnya. Satu di antaranya menampar bumi. Sang penampar berukuran lebih kecil. Saat ia menghantam Bumi, sebagian dirinya tertanam di planet ini, sebagian lagi terlontar balik ke luar angkasa. Inilah bulan, yang engkau lihat di langit malam.

Tata surya kita di masa mudanya
Pasangan Bumi-Bulan tidak ada bandingnya di Tata Surya. Planet lain punya satelit yang jauh lebih kecil darinya. Tidak heran Yupiter sang raksasa punya puluhan satelit. Mereka umumnya berasal dari batu-batu kecil yang terjebak di titik gravitasi dan menumpuk, atau berasal dari batuan yang lewat terlalu dekat dengan planet hingga tertarik dan tak dapat lepas.

Keberadaan Bulan mencegah perubahan liar dalam pola pemanasan Matahari di permukaan Bumi. Akibatnya Bumi tidak mengalami ayunan iklim yang ganas. Bumi juga tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dimana Bumi membeku sepenuhnya. Kondisi yang ideal untuk berkembangnya kehidupan.
Selanjutnya, kenapa ada Bumi, Bulan dan Matahari, dan planet-planet di Tata Surya?
  
Teknologi kita sudah sangat maju sehingga bisa tahu peristiwa miliaran tahun lalu

Karena ada Bintang yang Meledak
Alam semesta dipenuhi hidrogen, helium dan debu di mana-mana. 4.6 miliar tahun lalu, Salah satu pojok yang padat dengan adukan ini mendapatkan limpahan energi. Petunjuknya datang dari meteorit. Berbeda dengan batuan asli planet Bumi, meteorit nyaris tidak berubah semenjak ia diremas saat Tata Surya terbentuk. Meteorit tua ditemukan mengandung banyak besi-60, sebuah isotop radioaktif berat. Hanya ada sedikit sekali fenomena yang bisa menyebabkan isotop ini terbentuk di antariksa. Yang paling mungkin adalah supernova. Ledakan bintang raksasa. Ia ibarat goresan korek api untuk menyalakan sumbu bom evolusi di Tata Surya. Awan gas yang merupakan adukan hidrogen, helium dan debu kita terusik dan terkompres. Teori lain mengatakan kalau tidak lah perlu supernova. Bukti menunjukkan sambaran angin bintang raksasa yang cukup dekat dengan awan gas ini dapat memicu pembentukan Tata Surya. Bintang tersebut sendiri mungkin sudah berjalan dalam orbitnya entah kemana, menyisakan tungku bintang menyala di tengah awan gas yang baru di ganggunya. Dan terbentuklah matahari, bersama planet-planetnya.

Lalu mengapa bahan seperti hidrogen, helium dan debu itu ada? Dengan kata lain, mengapa materi ada?

Karena Tidak Segalanya diciptakan Berpasangan
Bila segalanya berpasangan, maka tidak akan ada materi. Idealnya setiap partikel yang tercipta dalam Big Bang memiliki anti partikel. Saat keduanya bertemu, terjadi penghancuran satu sama lain, dan dua foton energi tinggi saja yang tersisa. Alam semesta seharusnya berisi lautan cahaya. Itu saja. Memang ada sedikit kecenderungan ke arah satu sisi saat penghancuran diri partikel vs anti partikel. Tapi hal ini sangat tidak cukup menjelaskan kelimpahan materi di alam semesta sekarang. Entah mengapa tidak semua partikel memiliki anti partikel saat Big Bang, 13.75 miliar tahun lalu. Menurut para ahli fisika teoritis, tampaknya alam semesta kita kebetulan memiliki variabel yang sedikit memungkinkan materi. Ia cukup untuk membuat materi ada tapi tidak cukup untuk membuat seluruhnya materi (tanpa cahaya). Dalam tak terhingga alam semesta, ada yang seluruhnya lubang hitam, ada yang seluruhnya cahaya, ada sedikit yang mengandung materi dan cahaya. Salah satunya alam semesta kita.

Jadi, mengapa alam semesta seluas ini?

Karena Alam Semesta Berinflasi
Cukup 0.000 000 000 000 001 detik mundur dari saat anihilasi materi – anti materi kita sebelumnya. Bila model semesta inflasi benar, maka saat ini alam semesta diselubungi medan inflasi yang mengendalikan ekspansi eksponensial alam semesta hanya dalam periode 10-32 detik. Ia merentangkan alam semesta kita menjadi datar dan seragam.

Pengembangan mendadak ini dipengaruhi efek kuantum. Gejolak kuantum membuat satu daerah sedikit lebih padat dari daerah lainnya. Hasilnya adalah bolongan-bolongan di alam semesta kita, yang disebut void. Seratus juta tahun cahaya ke segala arah kita, ada daerah kosong yang begitu besar, gelap, tanpa galaksi, tanpa bintang. Bila variasi ini sedikit saja lebih kecil, maka kita tidak akan ada. Semua variasi ini tampaknya acak dan sebagian besar fisikawan percaya kalau fluktuasi kuantum sama sekali tidak memiliki sebab. Ia adalah sifat dasar alam semesta.

Pada akhirnya adalah pertanyaan mengapa alam semesta ada?

Tidak ada satu orang pun yang Tahu
Ya. Ini tampaknya jawaban yang tidak diinginkan. Kita memang ingin tahu. Tapi sains tidak dapat menjawabnya. Sains cukup berbesar hati, dengan segala metode dan teknologi paling maju dan otak paling brilian di alam semesta, kita belum tahu mengapa alam semesta ada. Yang kita punya hanyalah setumpuk karya ilmiah fisika teoritis tanpa bukti eksperimental sama sekali. Memang kita berusaha, para ilmuan sibuk menguji model standar di LHC dan laboratorium-laboratorium. Mereka juga menatap ke antariksa dengan berbagai teleskop super tajam.

Beberapa dari kita tampak gatal untuk menjawab tanpa pengetahuan. Seorang teman mengatakan, karena Tuhan ada, ia menciptakan alam semesta. Hal ini saya katakan kurang pengetahuan karena well, memang tidak memerlukan pengetahuan untuk mengatakan hal tersebut. Ambil contoh petir. Jaman dahulu orang tidak tahu tentang petir, maka mereka mengatakan Tuhan sedang marah. Sekarang kita tahu kalau petir adalah peristiwa alam biasa.

Begitu pula fenomena Big Bang. Apa yang kita tahu adalah alam semesta mengembang ke segala arah. Karenanya bila dimundurkan ke masa lalu, ia akan berukuran sangat kecil. Sedemikian kecil hingga satu titik dimana hukum fisika yang kita ketahui runtuh. Suatu yang disebut skala Planck yang terdiri dari panjang minimum dan waktu minimum (panjang Planck dan waktu Planck)

Bagaimana alam semesta pada panjang lebih kecil dari panjang Planck? Bagaimana alam semesta sebelum waktu Planck? Inilah dimana pengetahuan kita kurang. Kita belum cukup pandai. Yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang lebih banyak, bukannya menjawab tanpa pengetahuan. Para ilmuan paling brilian berdebat tentang apa yang ada dalam skala Planck. Ada yang bilang kalau ruang, waktu, dan hukum fisika berada dalam singularitas dimana segalanya muncul dari ketiadaan. Ada juga yang bilang kalau alam semesta kembali mengembang dalam siklus kembang – kempis tiada akhir (osilasi).

Jika seandainya Tuhan menciptakan alam semesta, lalu siapa menciptakan Tuhan? Sejauh yang kita tahu, alam semesta bukan hanya ada satu. Ada tak terhingga alam semesta. Apakah Tuhan juga menciptakan tak terhingga banyaknya alam semesta tersebut? Ataukah Ia ada di salah satu alam semesta? Apakah ia mengikuti hukum fisika ataukah ia membuat hukum fisika? Lalu dengan hukum apa ia membuatnya? Dst dst

Seperti yang anda lihat. Solusi Tuhan adalah sebuah jalan buntu. Tidak ada lagi kegembiraan akan penemuan baru, dan tidak ada lagi semangat petualangan ilmiah. Ketiadaan ilmu, itulah yang dicerminkan dari solusi Tuhan.

Mungkin benar apa yang dikatakan Stephen Hawking, alam semesta ada karena adanya hukum dasar fisika seperti gravitasi. Setiap saat tercipta alam semesta dengan segala variasi yang mungkin ada, saling bertumpuk  satu di dalam yang lain. Sekarang dengan semangat inkuiri kita, kita bisa berjuang mencari alam semesta lain tersebut, dan bahkan mungkin membuat alam semesta kita sendiri di lab.

Profesor Filsafat Mark Tegmark berpendapat kalau jumlah alam semesta bukan hanya tak terhingga, tapi meliputi semua ruang matematik yang mungkin dalam keabadian tiada awal dan tiada akhir

Apakah sekarang anda masih bertanya dari mana hukum tersebut ada? Pelajarilah hukumnya sebelum bertanya ia datang dari mana. Ia adalah batas tertinggi logika kita, dan sekarang kita sedang mendakinya. Mungkin anda akan menyadari kalau hukum demikian tidak mungkin diciptakan. Sama tidak mungkinnnya dengan memasukkan gajah afrika kedalam telur ayam.


Referensi
1. Terrence Deacon. 1997. The Symbolic Species: The Coevolution of Language and the Brain.
2. Jonathan Holmes and Mark Maslin. 2009. Stable Isotopes and Palaeoclimatology, Blackwell Publishing
3. Francis A. Macdonald,Mark D. Schmitz,James L. Crowley, Charles F. Roots, David S. Jones, Adam C. Maloof, Justin V. Strauss, Phoebe A. Cohen, David T. Johnston, Daniel P. Schrag. 2010. Calibrating the Cryogenian. Science vol 327, p1241
4. Hough, M., Shields, G.A., Strauss, H., Evins, L., Henderson, R.A. and Mackenzie, S. (2006): A major sulphur isotope event at c. 510 Ma: a possible anoxia-extinction-volcanism connection during the Early-Middle Cambrian transition? Terra Nova 18, 257-263.
5. Lane, Nick. 2009. Life Ascending: The Ten Great Inventions of Evolution. WW Norton/Profile
6. K. Tsiganis, R. Gomes, A. Morbidelli  &  H. F. Levison. 2005. Origin of the orbital architecture of the giant planets of the Solar System. Nature vol 435 p. 459
7. Cockell C.S 2006. The origin and emergence of life under impact bombardment. Phil. Trans. R. Soc. B. 361, 1845–1856.
8. N. Gorlova, Z. Balog, G. H. Rieke, J. Muzerolle, K. Y. L. Su, V. D. Ivanov, and E. T. Young. Debris Disks in NGC 2547. The Astrophysical Journal vol 670 p 516
9. S. Tachibana and G. R. Huss. 2003. The Initial Abundance Of 60fe In The Solar System. The Astrophysical Journal vol 588 p L44
10. Stephen Battersby et al. An Unlikely Story. New Scientist, 25 September 2010, pp. 36 – 43
11. Rebecca Newberger Goldstein. 2010. 36 Arguments for the Existence of God: A Work of Fiction. Pantheon.
12.   Stephen Hawking and Leonard Mlodinow. 2010. The Grand Design. Bantam
13. Space and Motion. 2010. Metaphysics of Evolution
15.  European Southern Observatory – ESO (2009, April 21). Lightest Exoplanet Yet Discovered. ScienceDaily
17. Enard et al. A Humanized Version of Foxp2 Affects Cortico-Basal Ganglia Circuits in Mice. Cell, 2009;
18. Geological Society of America (2007, October 30). Volcanic Eruptions, Not Meteor, May Have Killed The Dinosaurs. ScienceDaily
19. National Science Foundation (2009, July 16). Classifying ‘Clicks’ In African Languages To Clear Up 100-year-old Mystery. ScienceDaily
20. Tyler W. Beatty, J-P Zonneveld and Charles Henderson. Anomalously diverse Early Triassic ichnofossil assemblages in northwest Pangea: A case for a shallow-marine habitable zone. Geology, 2008; 36 (10): 771
21. University of Arizona (2007, July 13). Giant Outer Extrasolar Planets Are Rare, Survey Suggests. ScienceDaily.
22. NASA (2009, May 19). Astronauts Complete Hubble Repairs In Final Spacewalk. ScienceDaily.
23. Mark Tegmark. 2003. Parallel Universes, Scientific American May 2003 issue

Source: Fakta Ilmiah.com