"......Seandainya
Tuhan menciptakan dunia dengan tangannya, betapa lelahnya Ia. Ada milyaran benda
langit dan galaksi yang mustahil diciptakan dalam waktu 7 hari....."
Bagaimana
dunia ini ada tanpa pencipta dan apa alasannya?
Mari
kita selidiki lebih lanjut pada subjek ini apakah masuk akal untuk mempercayai
bahwa penciptaan jagad raya ini dilakukan Tuhan dan jika memang Tuhan
menciptakan manusia dengan niat agar manusia mengenal dan menyembahnya? Kita tahu bahwa
manusia terpisah dengan simpanse sekitar 4 sampai 6 juta tahun silam.
Tetapi sekitar 100 ribu tahun lalu kita menjadi homo sapiens (manusia berpikir).
Sejak itu kita mulai menggunakan alat-alat dan mengadaptasi lingkungan kita
agar cocok dengan kebutuhan.
Sebelum 10.000 tahun silam, evolusi kesadaran berpikir manusia
mungkin sangatlah terbatas. Selama 10.000 tahun terakhir kita memperoleh rasa
diri (sense of self). Kita menjadi tahu bahwa kita berbeda. Jika kita
bandingkan evolusi manusia pada pertumbuhan seseorang,periode ini mewakili tingkat pada saat anak-anak belajar berbicara dan keingintahuannya terhadap lingkungan. Pada saat inilah dia mempertanyakan pertanyaannya. Dia ingin mengetahui kenapa dan bagaimana. Kemudian menjadi masa remaja. Pada waktu ia menjadi bangga, ia mulai mencari kekuatan. Dia ingin menyatakan kemerdekaannya. Dia menjadi pemberontak dan pengganggu lainnya. Hanya pada usia kedewasaannya ia mengakui bahwa ia adalah bagian dari masyarakat dan harus bertindak secara bertanggung jawab.
Pada saat ini dan dalam tahap evolusi kita, kita manusia hanya bertumbuh dari remaja dan memasuki usia dewasa. Berarti secara relatif kita sudah mulai menggunakan otak pada akhirnya. Ada banyak pertanyaan yang belum kita mengerti. Kita belum menemukan apa jawaban yang benar. Sebagian besar yang kita tahu adalah apa yang ketidakpastian. Sebagai contoh, kita tahu pasti bahwa bumi itu tidak datar tapi masih ada banyak misteri tentang planet kita yang kita tidak tahu. Kita benar-benar yakin bahwa alam semesta tidak dimulai 6000 tahun yang lalu. Kita tahu pasti bahwa semua binatang termasuk manusia tidak diciptakan dalam satu hari seperti kisah-kisah di kitab yang telah disucikan. Kita tahu segala sesuatu telah ber-evolusi. Tapi kita tidak tahu mekanisme evolusi ini dengan baik. Hanya selama 200-300 tahun terakhir ini kita harus mulai bertanya pertanyaan yang tepat dan menemukan jawaban yang hampir benar. Selama periode yang singkat ini, kita telah belajar banyak, tetapi ada lebih lebih banyak lagi untuk dipelajari.
Pada saat ini dan dalam tahap evolusi kita, kita manusia hanya bertumbuh dari remaja dan memasuki usia dewasa. Berarti secara relatif kita sudah mulai menggunakan otak pada akhirnya. Ada banyak pertanyaan yang belum kita mengerti. Kita belum menemukan apa jawaban yang benar. Sebagian besar yang kita tahu adalah apa yang ketidakpastian. Sebagai contoh, kita tahu pasti bahwa bumi itu tidak datar tapi masih ada banyak misteri tentang planet kita yang kita tidak tahu. Kita benar-benar yakin bahwa alam semesta tidak dimulai 6000 tahun yang lalu. Kita tahu pasti bahwa semua binatang termasuk manusia tidak diciptakan dalam satu hari seperti kisah-kisah di kitab yang telah disucikan. Kita tahu segala sesuatu telah ber-evolusi. Tapi kita tidak tahu mekanisme evolusi ini dengan baik. Hanya selama 200-300 tahun terakhir ini kita harus mulai bertanya pertanyaan yang tepat dan menemukan jawaban yang hampir benar. Selama periode yang singkat ini, kita telah belajar banyak, tetapi ada lebih lebih banyak lagi untuk dipelajari.
Ada
banyak teori tentang bagaimana kita diciptakan. Ini adalah teori-teori ilmiah.
Mereka didasarkan pada paleontologi, silsilah, arkeologi, dan banyak ilmu
terkait lainnya. Saat kita menemukan hal-hal baru, teori-teori kita tentang
evolusi kita juga berevolusi. Tapi kita tidak akan pernah kembali ke ide primitif
tentang penciptaan, seperti tidak peduli berapa banyak hal baru yang kita
temukan tentang bumi, kita tidak akan pernah mencari tahu bahwa bumi itu adalah
datar. Ketidaktahuan kita tentang hal yang kita tidak tahu, tidak membatalkan
pengetahuan kita tentang hal-hal yang kita tahu.
Pertanyaan
berikutnya pada diri sendiri adalah mengapa kita diciptakan. Agama memiliki
jawaban mereka sendiri. Namun, jawaban yang sebenarnya adalah bahwa kita tidak
tahu! Alasannya sederhana karena tidak masuk akal bagi Tuhan yang sempurna
untuk menciptakan alam semesta yang luas tersebut untuk dimasukkan ke dalam
planet yang terkecil dari suatu primata semi cerdas hanya untuk mengetahui dan
menyembahNya. Ide ini bahkan menjadi semakin tidak masuk akal terutama ketika
kita melihat bahwa ia tidak pernah menunjukkan dirinya pada makhluk ciptaannya
dan bermain petak umpet. Jika mengenal dan menyembahnya begitu penting baginya,
sebagaimana utusannya ingin membuat kita percaya bahwa ini adalah tujuan utama
penciptaan, maka adalah logis untuk mengharapkan bahwa ia akan mengambil hal
ini sedikit lebih serius.
Bersembunyi
di balik awan kerahasiaan dan berkomunikasi dengan makhluknya melalui orang
dengan tujuan yang meragukan adalah cara yang tidak memuaskan untuk mengenal
dan menyembahnya. Tidak heran Beliau telah gagal total untuk membuat
keinginannya dikenal oleh semua orang. Ada begitu banyak agama dan sekte. Tapi
tentu tidak semua cara tersebut berasal dari Tuhan. Paling tidak hanya ada satu
cara yang benar yang telah ditentukan untuk umatnya. Tetapi ketika anda melihat
bahwa hanya sebagian kecil manusia mengikuti salah satu dari banyak agama atau
sekte ini, anda tahu bahwa Tuhan sudah gagal menuntun manusia dengan jelas
sehingga mereka tersesat.
Sangat
disayangkan bahwa Tuhan menciptakan jagad raya yang luas ini dan kemudian hanya
pada sebuah planet yang sangat kecil bernama bumi, Dia mengembangbiakkan
manusia, dan dari manusia ini hanya sebagian terkecil mengenal dan
menyembahnya. Sisanya gagal, bukan karena kejijikan atau kehinaan, melainkan
karena banyaknya kebingungan dalam agama. Jika tujuan seluruh penciptan alam semesta
ini adalah untuk menciptakan mahluk yang cerdas sehingga mereka mampu mengenal
Tuhan dan menyembahNya, aku rasa tuhan yang dimaksud sudah gagal dengan tujuan
penciptaanNya.
Ada
yang salah dengan desain alam semesta seperti itu. Alam semesta ini diperkirakan
berumur 15 milyar tahun. Manusia masuk dalam sandiwaranya tidak lama
setelahnya, tetapi Adam yang merupakan manusia dan nabi pertama seperti apa
yang tertulis di Kitab Suci hanya berumur kira kira 6000 tahun. Apa yang
dilakukan tuhan selama jutaan tahun, ketika tidak satupun yang mengenal dan
menyembahnya? Pastilah Dia sangat kesepian. Seseorang mungkin bertanya kenapa
Tuhan kebelet ingin untuk dikenal dan disembah? Semua keinginan merupakan tanda
dari ketidaksempurnaan. Karakteristik ini lebih sesuai bagi para dictator narsisis
yang mengharapkan pengakuan dan puji-pujian yang berlebihan, yang memerintahkan
eksekutornya untuk menghukum semua orang yang berani untuk tidak tunduk
dihadapannya. Karakteristik ini tidaklah sesuai dengan Tuhan yang maha kuasa.
Jika
Tuhan berusaha mati-matian untuk dikenal dan disembah, kenapa dia tidak membuat
dirinya sendiri lebih nyata? Apakah masuk akal bagi tuhan yang maha bijaksana
bersembunyi di awan kerahasiaanya, mengirim seseorang yang tidak terpelajar
untuk menuntun manusia menuju padanya, gagal memperlengkapinya dengan mukjizat
yang pantas untuk kepentingan bagi siapa yang berbicara secara langsung
kepadanya dan berbagai argumen yang masuk akal untuk kepentingan bagi siapa
yang membaca tulisannya beberapa ratus tahun kemudian?
Pertanyaan
lainnya adalah, jika satu-satunya tujuan penciptaan adalah untuk mengenal
Tuhan, kenapa pesan Tuhan tidak masuk akal? Kenapa tujuannya bertentangan
dengan pikiran manusia? Kenapa dia harus memberikan kita akal dan mengharapkan kita
untuk tidak menggunakannya ketika hal tersebut merupakan sesuatu yang penting,
seperti mengenalnya? Bukankah hal ini seperti apa yang telah dikatakan
utusannya, menjadi alasan untuk menciptakan manusia?
Sangatlah
mudah untuk mengetahui apa yang tidak benar daripada apa yang benar. Kita tidak
mengetahui kenapa alam semesta ini ada, dan kita tidak pernah tahu. Kita adalah
manusia, kita senang mencari tahu, dan pada saat kita tidak bisa mengetahuinya,
kita senang berspekulasi. Orang primitive sudah memikirkannya sejak segala
sesuatunya memiliki pencipta, alam semesta ini pastilah hasil pekerjaan tangan
tuhan juga. Ini adalah sebuah spekulasi dan tidak dapat dibuktikan secara
logika. Apa yang hendak saya katakan disini adalah spekulasiku juga. Ada
kemungkinan tidak benar, atau paling tidak sebagian ada yang benar. Anda juga
memiliki kemungkinan pemahaman yang lebih baik.
Aku
percaya bahwa alam semesta ini adalah perwujudan alami dari realita yang lebih
tinggi. Realita adalah Prinsip Tunggal (Single Principle) yang mendasari
penciptaan. Cinta kasih adalah salah satu aspek dari prinsip tersebut. Ada
kemungkinan tidak ada tujuan penciptaan sama sekali. Disitulah letaknya.
Berbagai hal di alam semesta ini tidak terjadi untuk sebuah tujuan. Apa tujuan
dari hujan yang jatuh ke laut? Apa tujuan dari miliaran serbuk sari yang dibawa
oleh angin yang tidak jatuh untuk membuahi bunga betina?
Apa
tujuan dari planet yang tidak berpenghuni, seperti misalnya tidak mendukung
bagi mahluk untuk hidup? Apa tujuan adanya bulan? Mengapa beberapa planet
memiliki bulan berlebih dan beberapa bahkan tidak ada? Seperti yang anda lihat,
hal-hal yang terjadi rupanya tanpa alasan. Jika Tuhan adalah perancang dan
pencipta alam semesta ini, maka ia adalah pencipta yang ceroboh. Jika seekor
simpanse duduk di belakang mesin ketik menekan tombol, tingkat keberhasilannya
dalam menulis kalimat yang masuk akal lebih baik dari tingkat keberhasilan
Tuhan dalam menciptakan kehidupan. Miliaran sel sperma terbuang sia-sia hanya
untuk salah satu dari sperma tersebut yang akan membuahi sel telur. Ribuan
kura-kura kecil mati atau dimakan oleh predator agar salah satu dari mereka menjadi
besar. Para ilmuwan yakin bahwa kurang dari satu satu juta planet-planet di
galaksi kita dan galaksi lainnya mungkin dapat mendukung kehidupan. Lihatlah
tata surya kita, dari sembilan planet hanya satu yang dihuni. Ini adalah
performa yang buruk oleh tuhan yang mahakuasa. Jika tujuan akhir penciptaan
adalah untuk memiliki makhluk berkaki dua untuk sujud di hadapannya dan
memuaskan egonya, pula mengagungkan dirinya, mengapa Ia gagal untuk mengisi
planet lain?
Ada
banyak indikasi yang mengarah ke fakta bahwa evolusi tidaklah teleologis. Tidak
ada satupun fakta yang mendukung seorangpun yang duduk di atas sana dan mengatur semuanya. Tapi semuanya
terjadi diatur oleh prinsip. Ada tata tertib di alam semesta. Tata tertib ini,
hukum kosmik, tak dapat disangkal. Kita melihat tata tertibnya, tetapi kita
tidak dapat memahami sifat itu. Ini adalah prinsip yang mendasari penciptaan.
Cinta kasih adalah manifestasi dari prinsip ini. Mungkin itulah semuanya,
ekspresi natural dari cinta kasih. Mungkin itulah kenapa alam semesta ini ada.
Tapi siapa yang tahu?
Aku
percaya dunia ini, yaitu dunia fisik yang anda dan saya lihat dan tempati,
adalah rahim bagi jiwa kita. Sama seperti janin yang tumbuh di dalam rahim
ibunya, mengakuisisi tubuh fisik yang bahkan tidak berguna untuk dia saat masih
dalam rahim/kandungan, tetapi akan menjadi bencana kalau ia dilahirkan tanpa
organ atau anggota tubuh yang berkembang baik, begitu juga jiwa kita
mengakuisisi tubuh rohani yang akan melayani kita ketika kita berangkat dari
dunia ini dan dilahirkan ke dunia berikutnya. Cinta kasih mungkin adalah tujuan
hidup. Kita harus bertumbuh dalam cinta kasih.
Mengekspresikan cinta
kasih kita kepada semua anggota keluarga manusia, untuk semua hewan dan tumbuhan dan kepada semua makhluk hidup.
Mungkin ini adalah arti dan tujuan hidup. Untuk membantu seseorang dalam
kesulitan, untuk meringankan beban seseorang, mengurangi rasa sakit seseorang
dan untuk menempatkan senyum di wajah seseorang. Aku tidak bisa melihat tujuan
hidup yang lebih tinggi daripada mengasihi sesamaku manusia. Bagaimana
denganmu?