
Hidup adalah dinamika, hidup itu terus berubah, yang tidak akan pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Maka ketika mereka, dia, atau siapapun mengubur dalam-dalam ruang perbaikan relasi, demi mempertahankan prinsip maka sesungguhnya hati mereka telah mati. Mati terkubur oleh kesombongan dan angkuhnya prinsip semu yang tak memiliki dasar kuat.
Setidaknya kita bisa lega ketika telah mampu menunjukkan potongan kaca yang tersimpan. Meski kemudian menimbulkan tragedi baru tentang perihnya luka yang menancap jantung menyesakkan nafas. Sekarang yang kita perlukan hanyalah mencari cara untuk mengobatinya. Semua orang selalu tahu, bahwa luka ini, luka di hati ini yang nantinya sembuh tak pernah mampu kehilangan bekasnya. Maka lebih baik tuntaskan masalah secepatnya daripada semakin membusuk dan mengakar menjadi penyakit di dalam dirimu. Hidup harus terus berlangsung meskipun pahitnya harus berjalan dalam kesendirian melawan penyesalan bahwa peristiwa buruk pernah terjadi.